Minggu, 11 Mei 2014

HIKAYAT MELAYU


RESUME+TRANSLATE HIKAYAT MELAYU
ALKISAH CERITA YANG KESATU

Ada seorang raja dari bangsa Rum, berasal dari negeri Makaduniah yang bernama Raja Iskandar dengan  gelar Dzulkarnain, ayahnya adalah Raja Darab. Suatu ketika, ia pergi dan sampailah ke negeri Hindi.  Negeri yang sangat besar. Negeri itu dipimpin oleh seorang yang raja yang bernama raja Kida Hindi. Setelah raja Kida Hindi mendengar berita tentang kedatangan Raja Iskandar, raja Kida Hindi menyuruh seluruh rakyat dan seluruh kerajaan yang takluk kepadanya untuk berkumpul, dengan tujuan untuk menyerang Raja Iskandar. Namun dalam peperangan tersebut Raja Kida Hindi kalah oleh Raja Isk andar, maka raja Kida Hindi tersebut diperintah untuk masuk Islam oleh Raja Iskandar. Kemudian Raja Hida Kindi pun masuk Islam dan akhirnya diperintah untuk kembali ke Negerinya.
Raja Kida Hindi memiliki seorang anak perempuan yang sangat cantik, yang bernama Syahrul Bariah, yang akhirnya dinikahkannya dengan raja Iskandar dengan maskawin tiga ratus ribu dinar emas. Setelah dua bulan menikah, akhirnya Syahrul Bariah-pun hamil. Dan genap pada bulannya, ia melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Aristun Syah Walad al-Malik al-Mukarram. Setelah dewasa ia dinikahkan dengan  anak raja Turkistan dan akhirnya memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Aftas.
Setelah 40 tahun, raja Iskandar kembali ke Makadunia, dan raja Kida Hindipun meninggal dunia. Sepeninggal raja Kida Hindi, negeri pimpinan Kida Hindipun diteruskan oleh anak cucunya, berturut-turut yakni: Raja Aristun, Aftas, Askanait, Kaslas, Amtabus, Zamzius, Charus Kainat, Arhat Sakinat, Kudar Zakuhun, Nikabus, Ardisir, Dermanus, dan Terseni Berderas.
Tersi Berderas menikahi anak raja Sulan, yaitu seorang raja yang kekuasaannya sangat luas yang berasal dari negeri Amdan Negara. Raja Tersi Berderas memiliki tiga orang anak laki-laki, yaitu bernama raja Hiran, raja Suran, dan  raja Pandin. Setelah kakeknya wafat, maka yang menggantikan kekuasaannya adalah cucunya yang bernama raja Suran. Dalam pimpinan raja Suran, seluruh negeri takluk pada kerajaannya, kecuali Cina. Maka, raja Suranpun menyuruh seluruh rakyat dan bala tentaranya untuk berkumpul guna memerangi negeri Cina.
Setelah itu, raja Suran memperluas wilayahnya ke negeri Gangga Nagara yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama raja Gangga Syah Djohan. Setelah raja Gangga Syah Djohan mendengar kabar tentang kedatangan raja Suran, ia memerintahkan anak buahnya untuk menutup pintu kota. Namun, karena prajurit raja Suran merupakan prajurit yang sangat banyak, akhirnya negeri pimpinan raja Gangga Syah Djohan-pun dapat ditaklukan, dan rajanya mati dalam peperangan tersebut. Anak perempuannya, yang bernama puteri Zaris Gangga dijadikan isteri oleh raja Suran.
Raja Suran pergi dan sampai di negeri Ganggaju, negeri yang terletak di hulu sungai Johor. Asal namanya yakni dari kata Lenggaju, bahasa Siam yang artinya perbendaharaan permata. Negeri tersebut dipimpin oleh raja yang bernama raja Tjulan, yang akhirnya negeri tersebutpun jatuh ke tangan raja Suran. Anaknya yang bernama puteri Wanang Kiu dinikahi oleh raja Suran.  Setelah itu, raja Suran bejalan pergi ke Tumasik. Dan terdengar kabar hingga ke Cina. Maka raja Cina menyuruh seorang prajurit untuk menyampaikan pesan pada raja Suran, bahwa negeri Cina masih sangat jauh dari negeri tempat raja Suran singgah. Dan raja Suran-pun percaya kemudian menyuruh seluruh prajuritnya untuk kembali ke negerinya.
Namun, raja Suran tidak ikut kembali ke negerinya. Karena ia berfikir kehidupan darat telah ia ketahui, maka ia berniat untuk melihat kehidupan dalam laut.  Ia menyuruh orang membuat peti kaca yang akan digunakannya untuk kemudian ditenggelamkannya kedalam laut. Kemudian, dari dalam peti itu ia sampai di sebuah negeri yang bernama Barsam. Negeri yang kaumnya setengah kafir dan setengah Islam. Nama rajanya adalah raja Aftabul-Ardh. Raja Aftabul-Ardh terheran, karena ketika raja Suran ditanya tentang asal-usulnya, ia menjawab bahwa ia adalah raja dari negeri yang sangat luas. Raja Aftabul-Ardh memiliki seorang anak gadis yang bernama Mahtabul-Bahr yang kemudian dinikahkan oleh ayahnya kepada raja Suran, dan akhirnya memiliki tiga orang anak laki-laki.  Dan setelah itu, atas izin dari raja Aftabul-Ardh  ia kembali ke negerinya. Ia kembali ke negeri Keling, kota yang sangat indah.
Hasil pernikahan Raja Suran dan puteri Wanang Kiu adalah seorang anak perempuan cantik yang diberi nama puteri Tjendani Wasis. Sedangkan dengan puteri Darkengka adalah tiga orang anak laki-laki, yang masing-masing bernama Bitjitram Sjah, Paldu Tani, dan Nila Manan. Puteri Tjendani Wasis dinikahkan dengan  raja Hiran. Paldu tani menjadi raja di negeri Amdan Nagara, Nila Manan menjadi raja di Bidja Nagara, Bitjitam Sjah menjadi raja dinegeri Tandu Kani. Karena Bitjiran Sjah erasa dirinya hanya diberi kekuasaan di negeri yang kecil, ia pergi berlayar dengan memakai kelengkapan kerajaan dengan maksud untuk memperluas kekuasaannya. Namun, setelah ia mampu mengalahkan beberapa negeri, ia sampai pada laut yang bernama laut Selbu. Disitu, ia beserta seluruh prajuritnya diterpa badai, hanya ada beberapa orang saja yang mampu menyelamatkan diri ke negeri Tjandu Kani, sedangkan sebagian yang lain tidak diketahui kabarnya.

by. fifih Nurlatifah (SKI 6 IAIN Bengkulu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar