RESUME+TRANSLATE HIKAYAT MELAYU
ALKISAH CERITA YANG KESATU
Ada seorang raja dari bangsa Rum, berasal
dari negeri Makaduniah yang bernama Raja Iskandar dengan gelar Dzulkarnain, ayahnya adalah Raja Darab.
Suatu ketika, ia pergi dan sampailah ke negeri Hindi. Negeri yang sangat besar. Negeri itu dipimpin
oleh seorang yang raja yang bernama raja Kida Hindi. Setelah raja Kida Hindi
mendengar berita tentang kedatangan Raja Iskandar, raja Kida Hindi menyuruh
seluruh rakyat dan seluruh kerajaan yang takluk kepadanya untuk berkumpul,
dengan tujuan untuk menyerang Raja Iskandar. Namun dalam peperangan tersebut
Raja Kida Hindi kalah oleh Raja Isk andar, maka raja Kida Hindi tersebut
diperintah untuk masuk Islam oleh Raja Iskandar. Kemudian Raja Hida Kindi pun
masuk Islam dan akhirnya diperintah untuk kembali ke Negerinya.
Raja Kida Hindi memiliki seorang anak
perempuan yang sangat cantik, yang bernama Syahrul Bariah, yang akhirnya dinikahkannya
dengan raja Iskandar dengan maskawin tiga ratus ribu dinar emas. Setelah dua
bulan menikah, akhirnya Syahrul Bariah-pun hamil. Dan genap pada bulannya, ia
melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Aristun Syah Walad
al-Malik al-Mukarram. Setelah dewasa ia dinikahkan dengan anak raja Turkistan dan akhirnya memiliki
seorang anak laki-laki yang bernama Aftas.
Setelah 40 tahun, raja Iskandar kembali
ke Makadunia, dan raja Kida Hindipun meninggal dunia. Sepeninggal raja Kida
Hindi, negeri pimpinan Kida Hindipun diteruskan oleh anak cucunya,
berturut-turut yakni: Raja Aristun, Aftas, Askanait, Kaslas, Amtabus, Zamzius,
Charus Kainat, Arhat Sakinat, Kudar Zakuhun, Nikabus, Ardisir, Dermanus, dan
Terseni Berderas.
Tersi Berderas menikahi anak raja Sulan,
yaitu seorang raja yang kekuasaannya sangat luas yang berasal dari negeri Amdan
Negara. Raja Tersi Berderas memiliki tiga orang anak laki-laki, yaitu bernama raja
Hiran, raja Suran, dan raja Pandin.
Setelah kakeknya wafat, maka yang menggantikan kekuasaannya adalah cucunya yang
bernama raja Suran. Dalam pimpinan raja Suran, seluruh negeri takluk pada
kerajaannya, kecuali Cina. Maka, raja Suranpun menyuruh seluruh rakyat dan bala
tentaranya untuk berkumpul guna memerangi negeri Cina.
Setelah itu, raja Suran memperluas
wilayahnya ke negeri Gangga Nagara yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama
raja Gangga Syah Djohan. Setelah raja Gangga Syah Djohan mendengar kabar
tentang kedatangan raja Suran, ia memerintahkan anak buahnya untuk menutup
pintu kota. Namun, karena prajurit raja Suran merupakan prajurit yang sangat
banyak, akhirnya negeri pimpinan raja Gangga Syah Djohan-pun dapat ditaklukan,
dan rajanya mati dalam peperangan tersebut. Anak perempuannya, yang bernama
puteri Zaris Gangga dijadikan isteri oleh raja Suran.
Raja Suran pergi dan sampai di negeri
Ganggaju, negeri yang terletak di hulu sungai Johor. Asal namanya yakni dari
kata Lenggaju, bahasa Siam yang artinya perbendaharaan permata. Negeri tersebut
dipimpin oleh raja yang bernama raja Tjulan, yang akhirnya negeri tersebutpun
jatuh ke tangan raja Suran. Anaknya yang bernama puteri Wanang Kiu dinikahi
oleh raja Suran. Setelah itu, raja Suran
bejalan pergi ke Tumasik. Dan terdengar kabar hingga ke Cina. Maka raja Cina
menyuruh seorang prajurit untuk menyampaikan pesan pada raja Suran, bahwa
negeri Cina masih sangat jauh dari negeri tempat raja Suran singgah. Dan raja
Suran-pun percaya kemudian menyuruh seluruh prajuritnya untuk kembali ke
negerinya.
Namun, raja Suran tidak ikut kembali ke
negerinya. Karena ia berfikir kehidupan darat telah ia ketahui, maka ia berniat
untuk melihat kehidupan dalam laut. Ia
menyuruh orang membuat peti kaca yang akan digunakannya untuk kemudian
ditenggelamkannya kedalam laut. Kemudian, dari dalam peti itu ia sampai di
sebuah negeri yang bernama Barsam. Negeri yang kaumnya setengah kafir dan
setengah Islam. Nama rajanya adalah raja Aftabul-Ardh. Raja Aftabul-Ardh
terheran, karena ketika raja Suran ditanya tentang asal-usulnya, ia menjawab
bahwa ia adalah raja dari negeri yang sangat luas. Raja Aftabul-Ardh memiliki
seorang anak gadis yang bernama Mahtabul-Bahr yang kemudian dinikahkan oleh
ayahnya kepada raja Suran, dan akhirnya memiliki tiga orang anak
laki-laki. Dan setelah itu, atas izin
dari raja Aftabul-Ardh ia kembali ke negerinya.
Ia kembali ke negeri Keling, kota yang sangat indah.
Hasil pernikahan Raja Suran dan puteri
Wanang Kiu adalah seorang anak perempuan cantik yang diberi nama puteri
Tjendani Wasis. Sedangkan dengan puteri Darkengka adalah tiga orang anak
laki-laki, yang masing-masing bernama Bitjitram Sjah, Paldu Tani, dan Nila
Manan. Puteri Tjendani Wasis dinikahkan dengan
raja Hiran. Paldu tani menjadi raja di negeri Amdan Nagara, Nila Manan
menjadi raja di Bidja Nagara, Bitjitam Sjah menjadi raja dinegeri Tandu Kani.
Karena Bitjiran Sjah erasa dirinya hanya diberi kekuasaan di negeri yang kecil,
ia pergi berlayar dengan memakai kelengkapan kerajaan dengan maksud untuk
memperluas kekuasaannya. Namun, setelah ia mampu mengalahkan beberapa negeri,
ia sampai pada laut yang bernama laut Selbu. Disitu, ia beserta seluruh
prajuritnya diterpa badai, hanya ada beberapa orang saja yang mampu
menyelamatkan diri ke negeri Tjandu Kani, sedangkan sebagian yang lain tidak
diketahui kabarnya.
by. fifih Nurlatifah (SKI 6 IAIN Bengkulu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar